Jumat, 19 Oktober 2012

Tugas observasi konsep dasar kimia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
     Zaman sekarang sulit sekali untuk membedakan jenis makanan apa yang layak untuk dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat. Banyaknya zat-zat makanan yang berbhahaya diedarkan dan dijual dengan harga yang sangat murah. Sehingga banyak masyarakat kecil yang ingin memperoleh keuntungan dengan menghalalkan segala cara. Tidak peduli akan dampak yang akan terjadi pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi, itu diakibatkan karena lapangan kerja yang sulit dan kebutuhan hidup yang semakin melonjak tinggi, ditambah dengan keterbatasan mereka akan pengetahuan yang masih sangat rendah. Oleh karena itu dilaksanakannya observasi ke pabrik tempe  merupakan rasa ingin tahu akan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe, apakah ada penggunaan zat-zat kimia yang berbahaya, sehingga kita dapat membedakan tempe mana yang baik untuk dikonsumsi.

1.2  Tujuan Observasi
     Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Kimia SD yang diberikan oleh dosen pengampu yaitu ibu Sofiani Kusniasari,S.Pd. Selain itu untuk memberikan suatu pengetahuan tentang proses pembuatan tempe dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe kepada mahasiswa.





1.3  Identifikasi Masalah
     Berawal dari sebuah tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Kimia Sekolah Dasar mengenai observasi ke pabrik tempe, sehingga kita antusias untuk melaksanakan tugas observasi tersebut. Selain untuk memenuhi tugas kita juga ingin mengetahui proses pembuatan tempe, bahan-bahan yang digunakan, dan layak atau tidaknya tempe tersebut untuk dikonsumsi. Namun banyak sekali kendala yang penulis temukan dalam melakukan observasi seperti : waktu dalam melaksanakan observasi, kurangnya kekompakan dari setiap anggota, jarak yang jauh dalam menempuh lokasi observasi, sulitnya mencari informasi dalam menemukan lokasi pabrik tempe.
1.4  Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode lapangan yaitu penulis melakukan peninjauan langsung ketempat tujuan yang berlokasi di cinangneng.
1.5  Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan makalah ini:
BAB I      Pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan, identifikasi masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II    Pembahasan terdiri atas Pengertian tempe, tempat dan waktu observasi,      alat-bahan pembuatan tempe, dan proses pembuatan tempe.
BAB III    Penutup terdiri atas Simpulan, Kritik, dan Saran.
Untuk mempertanggungjawabkan penulisan disertai daftar pustaka,
lampiran-lampiran, dan narasumber.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tempe
                 Tempe merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat Indonesia, namun ketahuilah bahwasanya saat ini Tempe telah menyebar keseluruh penjuru dunia.
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging.  Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
            Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
                 Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
            Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata. Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen. Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
2.2 Waktu dan Tempat Observasi
                        Dalam melakukan observasi penulis mengkaji waktu dan tempat yakni, pada 22 Juni 2012 pukul 07.45 WIB penulis berangkat melakukan observasi yang berjarak jauh sehingga sampai dilokasi observasi sekitar pukul 09.00 karena tempat tujuan yang berlokasi di Kp. Cinangneng Asri No 116 RT 01/01 Ds. Bojong Jengkol Kec. Ciampea  Kab. Bogor.


2.3 Alat dan Bahan Pembuatan Tempe
2.3.1 Alat-alat yang dibutuhkan:
1.  Drum Bekas
2.  Sotel Kayu
3.  Tampah 
4.  Tungku
5.  Kayu Bakar
6.  Mesin penggiling (untuk membelah kedelai menjadi dua bagian, agar mudah diolah)
7.  Pisau
8.  Rak (terbuat dari bambu untuk melakukan proses frementasi pada tempe)
9.  Peralatan lain yang diperlukan
2.3.2 Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Kacang kedelai
3. Kantong plastik dan daun pisang.




2.4  Proses Pembuatan Tempe
Cara Kerja:
1.      Cucilah tampah, ayakan, dan alat lain yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2.      Masukan kacang kedelai kedalam mesin penggiling agar kedelai terbelah menjadi dua, kemudian cuci hingga bersih.
3.      Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).
4.      Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak dengan cara pengayakan, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5.      Kukus / rebus biji kedelai tersebut hingga matang.
6.      Setelah biji kedelai matang, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
7.      Taburkan ragi tempe (RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8.      Siapkan kantong plastik atau daun pisang untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
9.      Masukan kedelai yang telah diberi ragi tempe (RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
10.  Simpan kacang kedelai ini pada suhu kamar yang lembab agar terjadi proses fermentasi, biarkan selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutup jamur.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang sejak lama dikonsumsi dan sangat bergizi. Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
3.2 Kritik dan Saran
            Hendaknya para pembuat tempe memperhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan. Selain itu suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe. Dan juga alat dan bahan yang digunakan harus bersih, steril, dan higenis agar tidak membahayakan para konsumen tempe di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
www. Wikipedia.com//Pengertian Tempe
Bapak Dasuki sebagai narasumber dan pemilik pabrik tempe.
Mas Tri Bowo sebagai salah satu pekerja di pabrik tempe tersebut.





           
















LAMPIRAN-LAMPIRAN

2012-06-22 09.34.35.jpg2012-06-22 09.40.42.jpg 2012-06-22 09.39.52.jpg

 2012-06-22 09.31.19.jpgIMG-20120622-00482.jpg           2012-06-22 09.32.58.jpg

2012-06-22 09.37.04.jpgIMG-20120622-00481.jpg                     2012-06-22 09.35.54.jpg
NARASUMBER
Nama Lengkap                       : Dasuki Wijaksono
Nama Panggilan                     : Uki
Jenis Kelamin                         : Laki-laki
Tempat, Tanggal, Lahir          : Wonosobo, 05 September 1961
Agama                                    : Islam
Alamat                                                : Kp. Cinangneng Asri No 116 RT 01/01
                        Ds. Bojong Jengkol Kec. Ciampea  Kab. Bogor .
Pekerjaan                                : Pemilik Pabrik Tempe Rumahan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar