BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Zaman
sekarang sulit sekali untuk membedakan jenis makanan apa yang layak untuk
dikonsumsi oleh semua golongan masyarakat. Banyaknya zat-zat makanan yang
berbhahaya diedarkan dan dijual dengan harga yang sangat murah. Sehingga banyak
masyarakat kecil yang ingin memperoleh keuntungan dengan menghalalkan segala
cara. Tidak peduli akan dampak yang akan terjadi pada kesehatan masyarakat yang
mengkonsumsi, itu diakibatkan karena lapangan kerja yang sulit dan kebutuhan
hidup yang semakin melonjak tinggi, ditambah dengan keterbatasan mereka akan
pengetahuan yang masih sangat rendah. Oleh karena itu dilaksanakannya observasi
ke pabrik tempe merupakan rasa ingin
tahu akan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe, apakah ada
penggunaan zat-zat kimia yang berbahaya, sehingga kita dapat membedakan tempe
mana yang baik untuk dikonsumsi.
1.2 Tujuan
Observasi
Observasi
ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Kimia SD yang
diberikan oleh dosen pengampu yaitu ibu Sofiani Kusniasari,S.Pd. Selain itu
untuk memberikan suatu pengetahuan tentang proses pembuatan tempe dan bahan
yang digunakan dalam pembuatan tempe kepada mahasiswa.
1.3 Identifikasi
Masalah
Berawal
dari sebuah tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar
Kimia Sekolah Dasar mengenai observasi ke pabrik tempe, sehingga kita antusias
untuk melaksanakan tugas observasi tersebut. Selain untuk memenuhi tugas kita
juga ingin mengetahui proses pembuatan tempe, bahan-bahan yang digunakan, dan
layak atau tidaknya tempe tersebut untuk dikonsumsi. Namun banyak sekali
kendala yang penulis temukan dalam melakukan observasi seperti : waktu dalam
melaksanakan observasi, kurangnya kekompakan dari setiap anggota, jarak yang
jauh dalam menempuh lokasi observasi, sulitnya mencari informasi dalam
menemukan lokasi pabrik tempe.
1.4 Metode
Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode lapangan yaitu penulis
melakukan peninjauan langsung ketempat tujuan yang berlokasi di cinangneng.
1.5 Sistematika
Penulisan
Berikut adalah sistematika
penulisan makalah ini:
BAB
I Pendahuluan
terdiri atas latar belakang, tujuan, identifikasi masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan terdiri atas Pengertian tempe,
tempat dan waktu observasi, alat-bahan
pembuatan tempe, dan proses pembuatan tempe.
BAB III Penutup terdiri atas Simpulan, Kritik, dan
Saran.
Untuk
mempertanggungjawabkan penulisan disertai daftar pustaka,
lampiran-lampiran,
dan narasumber.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tempe
Tempe
merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat Indonesia, namun
ketahuilah bahwasanya saat ini Tempe telah menyebar keseluruh penjuru dunia.
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik
pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula
dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur
pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan
dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak
dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur
Rhizopus sp juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang
terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini
mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus,
diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi
tidak menunjukkan aktifitas yang nyata. Namun demikian, aktifitas yang nyata
dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas
pertumbuhan Rhizopus sp melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya
spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui,
terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan
terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe
tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun
tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen. Oleh karena
itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan
kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
2.2 Waktu dan Tempat
Observasi
Dalam
melakukan observasi penulis mengkaji waktu dan tempat yakni, pada 22 Juni 2012
pukul 07.45 WIB penulis berangkat melakukan observasi yang berjarak jauh
sehingga sampai dilokasi observasi sekitar pukul 09.00 karena tempat tujuan
yang berlokasi di Kp. Cinangneng Asri No 116 RT 01/01 Ds. Bojong Jengkol Kec.
Ciampea Kab. Bogor.
2.3
Alat dan Bahan Pembuatan Tempe
2.3.1
Alat-alat yang dibutuhkan:
1.
Drum Bekas
2.
Sotel Kayu
3. Tampah
4.
Tungku
5.
Kayu Bakar
6.
Mesin penggiling (untuk membelah kedelai menjadi dua bagian, agar mudah diolah)
7.
Pisau
8. Rak (terbuat dari bambu untuk melakukan
proses frementasi pada tempe)
9.
Peralatan lain yang diperlukan
2.3.2 Bahan-bahan yang
dibutuhkan:
1.
Kacang kedelai
3.
Kantong plastik dan daun pisang.
2.4 Proses
Pembuatan Tempe
Cara Kerja:
1. Cucilah
tampah, ayakan, dan alat lain yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2. Masukan
kacang kedelai kedalam mesin penggiling agar kedelai terbelah menjadi dua,
kemudian cuci hingga bersih.
3. Rendam
kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin
biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).
4. Lepaskan
kulit biji kedelai yang telah lunak dengan cara pengayakan, kemudian cuci atau
bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus
/ rebus biji kedelai tersebut hingga matang.
6. Setelah
biji kedelai matang, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah
dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas angin sambil diaduk-aduk hingga
biji-biji tersebut terasa hangat.
7. Taburkan
ragi tempe (RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8. Siapkan
kantong plastik atau daun pisang untuk pembungkus. Bila kantong plastik
yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong
tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
9. Masukan
kedelai yang telah diberi ragi tempe (RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur
ketebalannya sesuai dengan selera
10. Simpan
kacang kedelai ini pada suhu kamar yang lembab agar terjadi proses fermentasi,
biarkan selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutup
jamur.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Tempe merupakan makanan tradisional
khas Indonesia yang sejak lama dikonsumsi dan sangat bergizi. Teknik pembuatan
tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari
masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur
pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan
dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak
dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai. Untuk memperoleh tempe yang
berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik
dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau
dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan
cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur
tempe, yaitu Rhizopus sp pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp
membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa
ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga
biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah
yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
3.2 Kritik dan Saran
Hendaknya para pembuat tempe memperhatikan kebersihan
tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempe
yang dihasilkan. Selain itu suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses
fermentasi jamur pada tempe. Dan juga alat dan bahan yang digunakan harus
bersih, steril, dan higenis agar tidak membahayakan para konsumen tempe di
Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
www. Wikipedia.com//Pengertian
Tempe
Bapak
Dasuki sebagai narasumber dan pemilik pabrik tempe.
Mas
Tri Bowo sebagai salah satu pekerja di pabrik tempe tersebut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
NARASUMBER
Nama Lengkap : Dasuki Wijaksono
Nama Panggilan :
Uki
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal, Lahir : Wonosobo, 05 September 1961
Agama : Islam
Alamat :
Kp.
Cinangneng Asri No 116 RT 01/01
Ds.
Bojong Jengkol Kec. Ciampea Kab. Bogor .
Pekerjaan : Pemilik Pabrik Tempe Rumahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar